Yuk Intip Fakta Kematian Domba Dolly Yang Kamu Harus Tahu

 

Dolly, hewan pertama mamalia yang berhasil di kloning dan bisa bertahan hidup hingga 7 tahun lamanya. Domba kloning ini mati saat umur yang cukup muda dibandingkan dengan domba pada umumnya yang mampu berumur 10 hingga 12 tahun. Banyak ilmuwan yang pro dan kontra terhadap teknologi kloning yang dilakukan pada Dolly ini. Sehingga banyak pula isu yang beredar tentang kematian domba kloning ini. Yuk simak fakta kematian domba dolly berikut.

 

Alasan Kematian Domba Kloning

  1. Kelahiran Prematur

Si domba kloning ini lahir pada tahun 1997 dan lahir dalam keadaan prematur. Meskipun begitu, Dolly tetap bisa bertahan hidup hingga usia 7 tahun dan dikawinkan dengan domba bernama David. Para lmuwan kemudian menyakini jika kelahiran secara prematur tidak mempengaruhi seekor spesies untuk bertahan hidup. Namun beberapa ilmuwan menyakini jika kelahiran Dolly secara prematur adalah salah satu penyebab kematian Dolly.

  1. Komplikasi Kloning pada Tubuh Dolly

Banyak kontroversi tentang kematian si Dolly domba kloning. Diantara para ilmuwan berpendapat jika Dolly mengalami komplikasi dalam tubuhnya sehingga menyebabkan kematianya. Sayangnya hal ini dibantah oleh beberapa ilmuwan dengan alasan komplikasi yang terjadi pada hewan kloning adalah sesuatu yang wajar. Hipotesis ini diambil dari penelitian terhadap empat anak domba dolly yang merupakan hasil dari kloning.

  1. Dolly Mengidap Penyakit Sendi Tulang Belakang

Pada Januari 2002 Dolly telah di diagnosis menderita penyakit sendi di kaki belakangnya. Hal ini kemudian menimbulkan hipotesis oleh para ilmuwan, jika radang sendi ini akibat dari kloning. Setelah dilakukan penelitian, ternyata ke empat anak Dolly juga mengalami penyakit yangs ama dengan induknya. Spekulasi yang bermacam macam ini yang menjadikan banyak ilmuwan menantang kloning pada manusia.

  1. Mempunyai penyakit paru paru

Setelah kematian Dolly, banyak peneliti yang melakukan penelitian pada jasad Dolly. Penelitian ini membuktikan bahwa Dolly mengalami penyakit paru paru sejak berusi lima setengah tahun. Penyakit paru paru ini menurut para ilmuwan merupakan penyakit yang wajar dan dialami oleh beberapa domba pada umumnya. Sehingga sebagian ilmuwan mengungkapkan bahwa kloning pada Dolly terhitung aman dilakukan.

  1. Mengidap Penyakit Arthtritis

Profesor Ian Wilmut salah satu ketua tim peneliti yang menangani kasus Domba Dolly menyatakan, bahwa memang terjadi kesalahan saat melakukan kloning. Teknik klonign yang tidak benar dan tidak efesien menimbulkan munculnya penyakit arthtitis pada Dolly. Dengan dampak kloning pada hewan yang begitu besar, menurut Dr. Patrick Dixon terlalu beresiko jika teknologi kloning ini dilakukan pada manusia.

Pro dan kontra untuk dikembangkanya teknologi kloning semakin kontoversi di kalangan para ilmuwan. Hal ini mengingat si Dolly, domba kloning yang hanya bisa bertahan tidak lebih dari usia domba pada umumnya. Sehingga beberapa ilmuwan menolak dan berpendapat kloning sangat tidak tepat jika dilakukan pada tubuh manusia. Namun bagi ilmuwan yang mendukung kloning, hal ini adalah pintu berkembangnya dunia sains era modern.

 

 

Yono